Yogyakarta (ANTARA News) - Industri telematika Indonesia mempunyai
potensi untuk berkembang karena pasar masih terbuka, kata Direktur
Industri Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian, Ignatius
Warsito.
"Untuk itu dibutuhkan sinergi antara industri dan perguruan tinggi.
Sinergi itu menjadi harapan bagi pemerintah untuk mengembangkan
industri lokal," katanya pada "Konferensi Big Data Indonesia 2014", di Yogyakarta, Rabu.
Berita Selengkapnya disini
Opini saya :
Kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Masyarakat global akan terus berkembang dan Indonesia tidak boleh ketinggalan jika tidak ingin menjadi negara yang tertinggal dalam Industri telematika di dunia. Saya pribadi sebagai mahasiswa yang kritis akan masalah ini sangat setuju jika dibutuhkan dukungan yang bersinergi dari industri dan perguruan tinggi. Karena, apalah artinya suatu pembangunan jika tidak ditopang oleh SDM yang kompeten. Jika kita ingin berubah, maka kita harus jadi agen perubahan itu sendiri.
Followers
About Me
- Febi Hediyanto
- Bukan keturunan bangsawan. Anak pertama dari pasangan Urip Effendi dengan Runiti. Mahasiswa Universitas Gunadarma jurusan SI and I proud to be Muslim :)
Powered by Blogger.
Link-Link Penting
Categories
Archives
Popular Posts
-
Pada postingan saya sebelumnya yang ini dijelaskan tentang etika, penerapannya dan apa yang harus diperhatikan baik bagi pembuat, pengemban...
-
Tabel berisi 4 field 2 baris. Field terdiri dari negara sampel perhitungan pendapatan per kapita tahun 1999, PDB per tahun dalam hitung...
-
"Cinta terkadang datang membawa senyuman, pergi membawa air mata..." berikut kutipan yang saya ambil dari teman-teman jejarin...
-
Sudah lama sekali sejak postingan terakhir saya untuk membuat postingan terbaru. Ide-ide yang kurang dimaksimalkan akhirnya menurunkan ima...
-
Pada postingan saya kali ini, mungkin saya hanya ingin mencurahkan isi hati saya tentang Negara ini. Sebenarnya kalau kita bicara manusia...
January 2015
Kemenprin : Industri Telematika Berpotensi Berkembang
Posted on
Thursday, January 1, 2015
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sektor teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) mulai mendapat angin segar setelah
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mulai mendorong TIK
tak hanya sebagai fasilitas, tetapi lebih kepada enabler pembangunan.
Hal ini tentu kabar baik bagi seluruh stakeholder telematika di Indonesia. Terlebih di dalam Kabinet Kerja, menteri yang ditugaskan untuk mengurusi sektor TIK datang dari kalangan profesional yang telah makan asam garam di industri ini.
Berita Selengkapnya disini
Opini saya :
Saya sangat kagum akan kinerja pemerintahan kabinet Jokowi-JK yang menginginkan pembangunan yang cepat di segala sektor industri. Setelah adanya realisasi jaringan 4G di Indonesia, Menkominfo Indonesia, Pak Rudiantara dengan cepat segera ingin melanjutkannya dengan grand design Indonesia Broadband Plan 2015-2019, jadinya nanti akses Internet akan merata ke seluruh Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia, tentu kita harus antusias menanggapi pembangunan ini dan turut membantu dan mendukung pemerintah dalam merealisasikan segala program kerjanya selama program kerja tersebut demi kemajuan Indonesia yang lebih baik. Hidup Mahasiswa!
Hal ini tentu kabar baik bagi seluruh stakeholder telematika di Indonesia. Terlebih di dalam Kabinet Kerja, menteri yang ditugaskan untuk mengurusi sektor TIK datang dari kalangan profesional yang telah makan asam garam di industri ini.
Berita Selengkapnya disini
Opini saya :
Saya sangat kagum akan kinerja pemerintahan kabinet Jokowi-JK yang menginginkan pembangunan yang cepat di segala sektor industri. Setelah adanya realisasi jaringan 4G di Indonesia, Menkominfo Indonesia, Pak Rudiantara dengan cepat segera ingin melanjutkannya dengan grand design Indonesia Broadband Plan 2015-2019, jadinya nanti akses Internet akan merata ke seluruh Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia, tentu kita harus antusias menanggapi pembangunan ini dan turut membantu dan mendukung pemerintah dalam merealisasikan segala program kerjanya selama program kerja tersebut demi kemajuan Indonesia yang lebih baik. Hidup Mahasiswa!
Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Setyanto Santosa menyatakan jaringan fixed broadband atau jaringan pitalebar tetap mengemukakan salah satu infrastruktur yang sering kali luput dari perhatian adalah infrastruktur dalam bidang teknologi informasi yaitu pita lebar atau broadband.
"Infrastruktur ini sama pentingnya seperti infrastruktur lainnya dalam hal pembangunan," kata mantan Direktur Utama PT Telkom itu.
Pita lebar didefinisikan sebagai infrastruktur untuk fungsi akses internet dengan jaminan konektivitas selalu tersambung dan memiliki kemampuan mengirim dengan kecepatan minimal 2 Mbps untuk akses tetap dan 1 Mbps untuk akses bergerak (mobile).
Ia menjelaskan hingga saat ini infrastruktur pita lebar akses tetap baru mencapai 15 persen rumah tangga, 30 persen gedung dan 5 persen populasi serta 12 persen populasi untuk pita lebar akses bergerak.
Pada 2019 ditargetkan dapat mencakup 71 persen rumah tangga, 100 persen gedung, 30 persen populasi, dan 100 persen populasi untuk infrastruktur pita lebar di perkotaan.
Untuk perdesaaan, ditargetkan mampu mencakup 49 persen rumah tangga dan 6 persen populasi serta 52 persen populasi untuk pita lebar bergerak.
Berita Selengkapnya disini
Opini saya :
Menurut saya, berita ini adalah kabar gembira untuk kita semua khususnya untuk masyarakat Telematika dan pengguna internet di Indonesia karena dengan hadirnya teknologi jaringan 4G maka kecepatan Internet yang dikatakan termasuk yang terlelet di Asia dan Dunia kini bertahap meningkat. Padahal, pengguna internet di Indonesia adalah salah satu terbesar di Asia bahkan di dunia, jadi kalau layanannya tidak mendukung pengaksesan internet yang cepat akan sangat disayangkan bagi para pengguna internet di Indonesia. Maka dari itu, saya sangat mengapresiasi para pakar telekomunikasi dan informatika beserta peran pemerintah yang merealisasikan jaringan yang berjalan pada 4G, harapan masyarakat pengguna internet di Indonesia ini.