June 2012

Disebut apakah ketika orang tua sumringah dan uring-uringan ketika tidak ada kabar dari anaknya jika sudah larut malam belum juga pulang? Disebut apakah ketika kita merasa melakukan kesalahan dan merasa bersalah atas kesalahan kita itu? Disebut apakah ketika kita merasa tidak ada kemajuan dalam hidup?

Gelisah.

Manusia didunia ini berhak dan mutlak pernah dan pasti merasakan gelisah. Kegelisahan timbul dikarenakan manusia itu merasa ada yang kurang, belum melakukan hal tersebut sebaik-baiknya. Contohnya seperti : Saya yang gelisah ketika harus memikirkan tugas yang menumpuk dan tidak segera diselesaikan. Tugas tersebut adalah objek kegelisahan, tinggal bagaimana saya sebagai subjek tergerak sesegera mungkin untuk melepaskan kegelisahan tersebut. Jadi, gelisah bukan saja berarti penyakit yang merisihkan hidup kita, jika kita lihat pada sisi lainnya, ternyata kegelisahan yang kita rasakan juga bisa menjadi support/dukungan untuk melakukan hal yang lebih baik lagi.

Gelisah yang kita terapkan haruslah gelisah yang berkualitas. Maksudnya, kita gelisah karena kita belum menjadi baik dari yang buruk, lebih baik dari yang baik dan terbaik diantara yang lebih baik.

Gelisah itu manusiawi. Setiap orang pernah merasa gelisah dan setiap orang boleh gelisah. Orang yang gelisah adalah orang yang  merasa dalam hidupnya belum benar, ada yang kurang lengkap. Sehingga orang yang gelisah harusnya menjadi orang-orang yang bergerak cepat dan bertindak diatas orang yang jarang merasa gelisah dalam hidupnya.

Kembangkan Gelisahmu menjadi cipta karyamu...

Manusia dan Kegelisahan

Posted on

Friday, June 15, 2012

Category

,

Seperti postingan saya tempo lalu, bahwasannya didunia ini semua diciptakan secara berdampingan. Siang dengan malam, pria dengan wanita, hitam putih, yin dan yang, begitu pula hak dan kewajiban, dan kebebasan dengan pertanggungjawaban. Kenapa semuanya diciptakan berpasangan, karena agar tercipta keserasian. Pria sejatinya berpasangan dengan wanita, jika pria berpasangan dengan pria atau wanita berpasangan dengan wanita, maka akan terjadi benturan keselarasan dalam kehidupan, yang dampaknya seperti cemoohan, kucilan dan dosa. Begitupun yang terjadi pada hak dan kewajiban, juga kebebasan dan pertanggungjawaban.

Semua orang berhak, dan semua orang wajib. Kita bebas begini, tapi pertanggungjawabkan apa yang kamu lakukan. Seperti yang saya lakukan saat ini adalah sebuah pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban terhadap Tuhan Allah SWT yang telah memberi saya nikmat namun suka mendustakan nikmatnya dan melalaikan perintahnya, tanggung jawab terhadap orang tua saya yang telah membiayai saya kuliah, menempuh pendidikan hingga bekerja, bertanggungjawab atas kebebasan saya sibuk disatu urusan dan melalaikan urusan lainnya, hingga akhirnya tugas ini menjadi deadline.

Seperti halnya pandangan hidup yang saya jalani, dipostingan saya sebelumnya tentang Manusia dan Pandangan Hidup, saya juga menegaskan bahwasannya memang saya bukan orang yang suka dikekang, namun bukan berarti saya orang yang anarkis dan tidak bisa diatur. Selama peraturan itu tidak mengekang kreativitas saya, saya pasti menuruti peraturan tersebut. Dan juga pada pandangan hidup yang saya pegang dikatakan, "Pertanggungjawabkan apa yang kita lakukan", baik itu hal-hal baik maupun hal-hal yang buruk walaupun tidak ada orang yang sebenarnya mau mengambil resiko, tetapi disetiap hal yang kita lakukan, harus kita pertanggungjawabkan. Bukan karena hal tersebut suatu paksaan, walau terpaksa karena pasti kita juga menginginkan keserasian, dan telah saya tekankan sebelumnya bahwa didunia ini semua diciptakan berdampingan.

Tanggung Jawab, bahasa Inggrisnya Responsibility, berasal dari dua suku kata;
Response : Tanggap
Ability : Kemampuan
Maka, jika kamu tanggap (Response), maka kamu mampu (Ability) untuk Bertanggungjawab (Responsibility)
Tanggung Jawab bukan berarti kamu melakukan kesalahan, tetapi karena kamu sadar disamping kebebasan ada tanggung jawab

Manusia dan Tanggung Jawab

Posted on

Friday, June 8, 2012

Category

,

Setiap manusia lahir kedunia ini bukan tanpa sebab. Sebagaimana yang diajarkan oleh agama saya bahwasannya manusia adalah pemimpin, pemimpin dalam dirinya, pemimpin dalam keluarga (untuk lelaki) dan memimpin lain-lain lagi. Dalam memimpin kita memiliki sebuah tujuan, goal, harapan yang nantinya semoga kita meraihnya. Inilah pembuka dari saya untuk postingan saya saat ini.

Setiap orang memiliki pandangan hidup. Pandangan hidup menuntun kita menuju cita-cita. Selama manusia itu tidak gila, ia harusnya pasti memiliki pandangan hidup. Pandangan hidup bukan kebutuhan mutlak, karena secara tidak sadar kita pasti memiliki pandangan hidup. Seperti pandangan hidup yang selalu saya pegang adalah;
Lakukan apa yang kamu mau, pertanggungjawabkan yang kamu lakukan, dan tidak lupa Konsisten!
Pandangan hidup sejatinya berbeda dengan cita-cita. Jika kita membicarakan cita-cita, maka kata-kata yang muncul adalah seperti dokter, insinyur, pilot, dll. Berbeda dengan pandangan hidup, ia seperti menjadi faktor penggerak bagaimana kamu mencapai cita-cita kamu. Kamu bagaikan orang yang munafik bila mengatakan aku bisa mencapai cita-citaku tanpa memiliki pandangan hidup.

Pandangan hidup bisa muncul darimana saja, bila kita mengidolakan seorang superstar, maka kata-katanya yang postif akan meresap kedalam mindsetnya menjadi pandangan hidupnya. Ada pula pandangan hidup yang datang dari diri sendiri, tentunya didukung dari berbagai faktor. Seperti halnya pandangan hidup yang saya pegang, saya orangnya ingin bebas, saya tidak suka dikekang namun masih bisa diajak teratur selama aturan tersebut bagi saya sia-sia, dan saya juga akan bertanggung jawab dengan apa yang saya lakukan sehingga tentunya saya melakukan yang saya mampu dan bisa saya tangani kelak jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, lalu buat apa melakukan begitu banyak hal jika kitanya tidak konsisten, apabila menurutmu A adalah terbaik, jika kelak A adalah sesuatu yang salah maka kita tidak boleh mengumpat, apa yang kita pilih dan lakukan harus dilakukan dengan konsisten.

Sekali-kali, tanyalah orang-orang sukses apa pandangan hidup mereka, maka mereka akan menjawabnya, karena,
di kesuksesan akan ada kebanggaan akan pandangan hidup yang kita pegang, selama pandangan hidup itu benar.

Sudah lama sekali sejak postingan terakhir saya untuk membuat postingan terbaru. Ide-ide yang kurang dimaksimalkan akhirnya menurunkan imajinasi saya untuk menuliskan kata-kata sedikit nakal namun benar. Rasanya kurang adil apabila Tuhan memberi kita otak dengan kesempurnaannya berfikir dan menerima ilmu tanpa kita maksimalkan dan digunakan dengan baik.

Berbica tentang keadilan, pada postingan saya kali ini saya akan menceritakan sedikit curhatan saya tentang negeri kita tercinta ini, Indonesia. Judul dari postingan saya saat ini adalah Manusia dan Keadilan, entah menurut saya sebenarnya adalah sebuah kata yang absurd di negara yang keadilannya patut dipertanyakan.

Keadilan, bullshit! Maaf jika kata-kata saya agak sedikit kasar. Berbicara tentang keadilan, saya kurang setuju jika didunia, manusia telah berlaku adil, negara telah memberikan keadilan. Bagi saya, dimana ada keadilan, disitu ada kemenangan dan rasa menerima kenyataan. Bagaimana mengukur suatu keadilan dari 2 mangkuk mie, bagaimana anda tahu jika 2 mangkuk mie tersebut jumlahnya sama? Atau mungkin yang lebih luas adalah pencurian sendal jepit yang dihukum 5 tahun sedangkan koruptor dihukum hanya 2 sampai 3 tahun (Baca beritanya disini), apakah itu dirasa adil? Tidak. Itu, menurut saya adalah bagaimana kita menerima kenyataan yang terjadi didunia ini.

Kata orang hukum yang adil itu harus buta (maksud : tidak memandang strata), tetapi menurut saya ini adalah doktrin yang agak salah. Jika ingin menindak dengan tidak memandang strata bagaimana anda tahu, bagaimana anda merasakan bahwa pihak ini salah dan pihak itu benar? Hukum itu melek, terbuka, yaaah walaupun mungkin bukan keadilan yang sejati setidaknya sudah melakukan "yang terbaik" dalam kasus-kasus yang melibatkan keadilan, lalu sekali lagi kita disangkutkan pada bagaimana kita menerima kenyataan.

 Akhir kata dari saya,
Keadilan yang hakiki dan pengukuran yang tepat hanya keadilan Tuhan Allah SWT