Pada postingan saya kali ini, mungkin saya hanya ingin mencurahkan isi hati saya tentang Negara ini.
Sebenarnya kalau kita bicara manusia, mungkin hanya satu atau beberapa individu, di postingan saya ini agak saya serempetkan dikit ke Masyarakat. Kenapa masyarakat? Karena kita mungkin pernah mendengar pepatah lama yang berbunyi :
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
Jadi swadayanya, kurang etis lah kalau kita hanya menceritakan tentang penderitaan seorang.

Negara ini lucu, dimana bosnya diberdayakan oleh pekerjanya sendiri. Wakil Rakyat, kerja dari upah pajak (uang rakyat), tapi sering menyakiti hati rakyat, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Padahal waktu kampanye nya, mereka jual janji, manis seperti gula, nyaman seperti kasur dan bantal. Tetapi setelah mereka duduk di Senayan sana? Ya, memang mereka bekerja, namun sayang citra mereka terkotori oleh para oknum yang "kerja"nya menderitakan rakyat.

Membuat WC sampai 2M. Bayangkan? Buang hajat saja sampai harus bermahal-mahal. Memangnya nanti mereka mau membuka WC umum yang tarifnya :
Buang Air Kecil : 1M
Buang Air Besar : 2M
Semahal-mahalnya kita buang hajat, semua mengalirnya ke septictank (Maaf kalau agak jorok pada postingan saya ini),
Lalu pembuatan kalender yang dikatakan sampai 1.3M. Masuk akal gak sih? se"rendah-rendah"nya pendapatan wakil rakyat itu juga, pasti banget sekedar telepon genggam mereka punya, walau pastinya kebanyakan memiliki smartphone. Dan di smartphone itu, ada layanan kalender, jam juga ada, atau kalau mau memanage kegiatan ada task/memo.

Yah, memang sih namanya juga wakil rakyat, jadi apa yang rakyat mau mereka yang wakilkan. Rakyat mau rumah mewah, mereka yang wakilin. Rakyat mau hidup senang, mereka wakilin dengan bersenang-senang hingga muncul beberapa berita skandal yang sangat memalukan negeri tercinta ini.

Bukannya saya menyesal telah lahir dinegeri Indonesia tercinta ini, namun memang mungkin saya dan semua elemen masyarakat baik generasi saat ini, setelah dan sebelum saya untuk membenahi negara yang sudah carut marut ini.

Baru-baru ini juga yang masih sangat hangat ditelinga kita tentang isu kenaikan harga BBM. Di satu sisi, ini menjadi penambah lagi beban rakyat, namun disisi lain ada benarnya juga kalau subsidi BBM mesti dikurangi. Pasalnya, harga minyak dunia memang sedang melonjak, dan pemerintah kurang mampu lagi untuk mengalokasikan subsidinya untuk BBM, dan alasan tersebut juga diperkuat dengan kurang efektifnya penyaluran subsidi untuk BBM karena yang menikmati subsidi BBM bukan hanya masyarakat menengah kebawah, namun yang atas juga ikut-ikutan menikmati subsidi BBM yang seharusnya menggunakan Pertamax sebagai BBM (Bahan Bakar Minyak) nya.

Namun tentu saja ada pro, ada juga kontra. Beberapa hari lalu, sudah diadakan rapat paripurna tentang kebijakan kenaikan harga BBM yang menghasilkan Pasal 7 ayat 6a, saya lupa apa isinya, jika kalian para pembaca setia menonton sidang paripurna nya kemarin, saya seperti melihat para penghuni hutan rimba para pembaca sekalian, tidak ada etikanya sekali, suka memotong pembicaraan orang lain, teriak-teriak, hingga berbau kampanye 2014, miris sekali. Tapi yasudah lupakan, pointnya dari ayat tersebut adalah harga BBM tidak naik/mungkin akan naik sebesar 15% dalam 6 bulan terakhir dari asumsi APBN-P tahun 2012 dan pemerintah berwenang menyesuaikan harga BBM itu nantinya.

Menurut para pakar ekonomi dari talkshow-talkshow yang saya tonton hari-hari berikutnya, ayat ini akan mengundang kontroversial besar yang sekali lagi, rakyat akan merasa dibuat menderita. Lanjutnya, ayat ini akan menimbulkan kebimbangan pada harga sembako pasar sehingga membuat pasar melakukan kebijakan harga sendiri kalau-kalau kelak harga BBM akan naik.

Lalu apa yang bisa dilakukan rakyat? Tidak ada. Bahkan jika kita mau menyalahkan, mungkin mereka akan menimpal kita dengan pertanyaan "siapa yang memilih kita?"

Alangkah lucunya Negeri ini. Rakyat sudah banyak dibuat menderita dengan para penguasa-penguasa gemuk disinggasana negeri ini. Malahan kalau dulu kita dijajah bangsa lain, hari ini kita dijajah oleh bangsa kita sendiri. Betul tidak?

Opini saya untuk negeri ini,
Ada yang sudah salah jalur dari negeri ini. Sebagaimana mestinya Demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat namun berubah menjadi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk...untuk mereka sendiri saja..!
Bento :
"Persetan orang susah karena aku, yang penting asik, sekali lagi...Asik..!"

Manusia dan Penderitaan

Posted on

Thursday, April 5, 2012

Category

,

3 Comments