Individu dan Keluarga dalam hubungannya dengan Masyarakat
Individu adalah unit terkecil dalam masyarakat. Sedangkan Keluarga adalah sub kelompok terkecil dari pembentuk masyarakat. Keluarga terdiri dari beberapa Individu, yang memiliki tugas masing-masing namun semuanya bertugas dalam satu tujuan yaitu membuat keluarga ideal dan harmonis (sakinah-mawadah-warohmah). Keluarga dapat terbentuk dengan adanya suatu pernikahan antara dua pasang insan manusia, lelaki dengan perempuan yang akan menonggak/menjadi inti dari sebuah keluarga. Contoh salah satu anggota keluarga seperti Kepala Keluarga yaitu orang yang bertugas sebagai ketua dalam kelompok keluarga.

Keluarga yang Ideal
Untuk membentuk sebuah keluarga yang ideal dan harmonis sebenarnya tidaklah sulit, intinya hanya saling mengerti satu sama lain, saling memaafkan dan mau berkorban untuk anggota keluarga kita. Berikut ini ciri-ciri keluarga yang ideal :

1. Ada pertemuan rutin. 

Benar jika sebuah keluarga disebut juga sebuah lembaga, tak ubahnya lembaga lain, haruslah punya waktu rutin untuk bertemu. Memang, setiap hari kita bertemu anggota keluarga lainnya, namun kalau bertemu sesaat setelah pulang dari luar rumah (kerja atau sekolah) kemudian tidur dan besok pagi berangkat lagi, kapan kita dapat bercengkrama dengan keluarga kita sendiri untuk membuat keluarga yang harmonis?

Dunia kerja yang penuh persaingan dan tuntutan ekonomi membuat para anggota keluarga sibuk dengan tugasnya masing-masing. Nah, tentunya sebuah keluarga butuh waktu khusus untuk bertemu. Untuk mencurahkan segala permasalahan atau pun hal-hal lain.

Pertemuan rutin ini bisa di pagi hari saat sarapan atau sekedar minum kopi, atau sepulang kerja dan malam hari saat semua anggota keluarga berkumpul. Lebih baik lagi bila di hari libur, seluruh keluarga sepakat untuk tidak kemana-mana, tapi berkumpul di rumah untuk masak bersama misalnya, berkebun/mengurus tanaman atau merawat kendaraan. Kalau ada dana lebih, bisa juga berenang di luar atau sekedar jalan-jalan ke luar kota.

2. Memiliki visi misi bersama 
Sebuah keluarga juga harus punya tujuan yang jelas. Mau kemana? Mau tinggal dimana dalam lima tahun ke depan? Mau kerja apa bila sewaktu-waktu kena PHK? Mau apa kalau sudah pensiun? Bisnis apa yang mau dirintis? Dst, dsb.

Dengan planning ke depan yang jelas, masing-masing anggota keluarga akan teringat dengan apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak perlu dikerjakan.

Tujuan yang jelas pun akan memberi arah pada kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh kepala keluarga (suami) dan istri wajib mengingatkan bila ada tindakan-tindakan suami yang sekiranya melenceng dari tujuan yang sudah ditetapkan.

3. Setia pada pasangan
Di tengah ramainya kasus perceraian selebritis, masalah kesetiaan menjadi masalah yang menarik untuk disimak. Apa sebetulnya kesetiaan itu? Kesetiaan adalah kesediaan pasangan untuk tetap menjalani perannya, meski keadaan tidak sesuai harapannya. Misalnya, suami tiba-tiba bangkrut, kehilangan pekerjaan atau masalah anak yang sangat berat.

Setia menjadi syarat mutlak untuk menciptakan keluarga harmonis. Bukan hanya laki-laki yang harus setia, tapi wanita juga dituntut untuk setia. Setia pada peran dan tanggungjawab yang melekat padanya sebagai istri dan ibu dari anaknya.

4. Berkorban = Memberi yang terbaik
Setiap tujuan hidup pasti menemui kendala, hambatan dan rintangan. Disinilah sebuah pengorbanan dituntut. Berkorban untuk memberi lebih banyak waktu, perhatian, pikiran ataupun materi. Apapun yang kita berikan pada anggota keluarga sebenarnya adalah sebuah investasi di akhirat kelak, karena bila kita tulus memberinya, maka itu bisa menjadi ladang amal buat kita.

5. Memaafkan satu sama lain 
Banyak pasangan sulit memaafkan pasangannya karena kekurangan ataupun kelemahan-kelemahan yang dimiliki pasangannya juga dapat menjadi pemicu retaknya hubungan keluarga. Padahal, memaafkan akan memberi peluang untuk memperbaiki keadaan dan meneruskan apa yang sudah menjadi kesepakatan bersama.

6. Mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan 
Satu hal yang sering dilupakan adalah bersyukur! Terlalu banyak target bisa membuat kita lupa pada apa yang telah kita raih, sehingga kita lupa untuk mensyukuri nikmat dari Tuhan pada kita.
Cobalah anda hitung lagi apa yang setahun atau dua tahun lalu belum dimiliki dan sekarang sudah anda miliki? Bisnis misalnya, atau kendaraan seperti mobil atau asset lain. Bersyukurlah maka nikmatmu akan bertambah.

Sebenarnya masih banyak sekali ciri-ciri keluarga yang ideal. Namun, keluarga yang ideal tidak selalu identik dengan Keluarga yang lengkap (ada Ayah, Ibu dan Anak). Pada banyak contoh ada Keluarga yang bisa dikatakan "kurang lengkap", namun mereka hidup nyaman, damai, harmonis dan sejahtera. Itupun juga bisa disebut keluarga yang ideal. Enam point di atas hanya sebagai kriteria untuk mencoba membuat keluarga yang ideal, bahkan bisa bertambah dan ditambah lagi, namun semua kembali pada niat kita juga saat menempuh dan menjalani bala rumah tangga dengan sebaik-baiknya.

Peran tiap-tiap Individu dalam Keluarga
Peranan tiap individu keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi lain dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
Ayah
sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Tugas dan Fungsi Keluarga
Kembali tak ayalnya sebuah lembaga, Keluargapun memiliki Tugas dan Fungsi tertentu.
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :

  1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
  2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
  3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
  4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
  5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
  6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
  7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
  8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
Sedangkan fungsi yang dijalankan keluarga adalah :

  1. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
  2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
  3. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
  4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
  5. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
  6. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
  7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
  8. Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.
  9. Memberikan kasih sayang, perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Jadi, kesimpulannya Keluarga yang ideal adalah keluarga yang mau memutuskan segala sesuatunya bersama-sama, dapat berbagi waktu walau dalam dunia kerjanya dapat dikatakkan orang yang super duper sibuk, mau berkorban demi keluarga dan saling mengerti satu sama lain. Juga, Keluarga yang ideal tidak selalu identik dengan Keluarga yang lengkap. Kita suka melihat di televisi, ada Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak namun anaknya merasa tertekan dan sedih karena kedua orang tuanya tidak harmonis, tidak bisa saling sharing hati-ke-hati dan meluangkan waktu untuk bersama keluarga, sedangkan dilain sisi saya suka melihat dalam kehidupan nyata yang mungkin bisa dikatakan keluarganya "kurang lengkap" namun mereka dapat hidup dengan lengkap karena semuanya saling menjaga dan saling mengerti satu sama lain.


    "Ibaratkan sebuah keluarga sebagai nyawa kalian, maka senantiasa akan selalu kalian jaga sampai ada yang mencabutnya, Tuhan Allah Subhanahu Wata'ala."


    Febi Hediyanto

    Source :
    Ciri-ciri Keluarga Harmonis
    Individu | Wikipedia
    Keluarga | Wikipedia

    Individu, Keluarga dan Masyarakat

    Posted on

    Thursday, December 8, 2011

    Category

    ,

    Leave a Reply